Thursday, September 26, 2019

Pujian Kepada Yang Mulia Avalokiteshvara oleh Bhikṣuṇī Lakṣmī


Oṃ. Penghormatan untuk Tuan dari Dunia! Guru dari semua makhluk, Anda dihormati oleh tiga dunia, Anda dipuji oleh para Dewa terkemuka, māra dan Brahmā, ketika dipuji, Anda membawa kemenangan tertinggi sebagai yang paling bijak! - Penguasa agung dari tiga dunia, kepada Anda saya memberi penghormatan! Bentukmu yang luar biasa mengandung Buddha-Buddha yang penuh berkat yang tak terhitung jumlahnya. Anda membawa Buddha Amitabha dimahkota Anda. Tangan kanan Anda berlimpah, menghilangkan kelaparan dan kekeringan preta dan tangan kiri Anda dihiasi dengan lotus emas. Kunci rambut Anda yang harum berwarna emas dan berkilau. Wajahmu yang lebar sama indahnya dengan bulan. Mata lotus Anda sangat indah dan lebar. Tubuh Anda seputih salju atau keong dan beraroma harum. Anda memegang untaian mutiara yang rapi dan berkilau. Anda memancarkan sinar cahaya yang menyilaukan, merah seperti fajar. Lengan Anda siap sempurna seperti lotus di danau; Mereka muda dan putih seperti awan musim gugur. Kedua bahu Anda dihiasi banyak perhiasan. Telapak tangan Anda awet muda dan selembut daun. Dada kiri Anda ditutupi kulit rusa. Anda dihiasi dengan anting-anting, gelang dan gelang kaki. Anda bersandar pada lotus tertinggi yang tidak ternoda. Pusar Anda selembut kelopak bunga teratai. Sabuk emas tertinggi Anda bertatahkan permata. Pinggang Anda diikat dengan pakaian dari kain terbaik. Anda melampaui samudera agung dengan pengetahuan tertinggi seorang bijak. Anda telah mengumpulkan pahala yang berlimpah dan mencapai keagungan. Anda membuang usia tua dan penyakit dan merupakan mata air sukacita abadi. Anda mengakhiri tiga penderitaan dan menunjukkan tindakan surgawi. Anda adalah yang tertinggi diantara yang diwujudkan, menang atas gerombolan setan. Gelang emas Anda berpadu riang dikaki Anda. Anda menciptakan keindahan melalui empat tempat tinggal brahma; Anda bergerak dengan keanggunan seperti angsa dan keagungan gajah. Anda telah mengumpulkan semua akumulasi dan mengungkapkan semua dharma. Anda yang membebaskan dari lautan penderitaan dan samudera kesengsaraan. Siapa pun yang bangkit secara teratur saat fajar menyingsing, dengan penuh perhatian membawa Dewa Avalokiteśvara ke dalam pikiran, dan memuji dia dengan pujian tertinggi ini, tidak peduli apakah mereka laki-laki atau perempuan, menemukan bahwa baik didunia ini dan disemua kehidupan masa depan, semua kebutuhan mereka, duniawi dan yang tak terpikirkan, terpenuhi!

*Pujian ini bisa dilafalkan ketika bangun tidur, ataupun sebagai pujian pembuka sebelum membaca mantra Om Mani Peme Hung*

Catatan Singkat tentang Dedikasi Pahala Kebajikan

Dedikasi pahala seperti yang diajarkan dalam Buddhadharma adalah salah satu bagian yang paling vital dan mendalam dari praktik spiritual dan aspek unik dari ajaran Buddha yang tidak ditemukan dalam bentuk lain dari spiritualitas. Alasan mengapa kita masih menderita dalam samsara adalah karena kita belum mengumpulkan akumulasi jasa dan kebijaksanaan. Meskipun kami telah melakukan banyak perbuatan positif selama banyak kehidupan, tetapi kami tidak pernah mendedikasikan pahala ini untuk pencapaian pencerahan penuh bagi semua makhluk hidup. Jadi ketika karma positif matang, itu hanya mengarah pada beberapa keadaan positif sementara atau kebahagiaan yang akan digunakan dalam waktu dan karena itu ketika jasa kita selesai, kita akan kehilangan kebahagiaan itu dan hanya jatuh kembali ke dalam penderitaan.

Dengan mendedikasikan jasa kita untuk pencerahan tertinggi bagi semua makhluk, meskipun kita akan mengalami hasil dan kesejahteraan positif dari jasa itu, tetapi itu tidak akan digunakan sampai tujuan akhir dari dedikasi Anda, yang merupakan pencerahan tertinggi bagi semua makhluk, adalah tercapai. Jadi, mendedikasikan pahala kita seperti menambahkan setetes air ke samudera, sama seperti samudera tidak pernah mengering, setetes air itu tidak pernah habis. Lautan disamakan dengan luasnya tujuan tujuan jasa (setetes air) kita.

Alasan lain mengapa kita mendedikasikan pahala kita adalah karena dalam ajaran dikatakan bahwa 'ratusan ribu kedermawanan dan disiplin moral dapat dihancurkan dalam satu saat kemarahan'.

Kita juga dapat merusak kemampuan kita melalui cara-cara berikut:
1. Membanggakan perbuatan positif kita karena kesombongan
2. Menyesali ulang, misalnya, menyesali sumbangan tidak hanya menghancurkan kebajikan Anda tetapi juga dapat menyebabkan jejak negatif kekikiran yang mengarah pada hasil karma seperti kelahiran kembali sebagai hantu kelaparan, kemiskinan, dll.

Karena itu, mendedikasikan pahala mencegahnya menjadi rusak dan hancur. Penting untuk mendedikasikan jasa tepat waktu, yaitu setelah seseorang melakukan perbuatan positif, seseorang harus mencoba untuk mengingat untuk segera mendedikasikan pahala karena emosi negatif atau kondisi lain yang menyebabkan pembusukan pahala dapat muncul kapan saja.

Lebih jauh, jika kita mendedikasikan pahala kita, pahala itu meningkat setiap hari. Sama seperti karma negatif meningkat setiap hari, pahala yang berdedikasi meningkat setiap hari sehingga hasil kebajikan dapat jauh lebih besar daripada pahala awal. Sebagai contoh, Sutra Dua Puluh Lima Ribu Stanza mengatakan bahwa ada lebih banyak kebajikan dan lebih banyak kekuatan dalam mendedikasikan tindakan bajik kecil atau tidak penting untuk kebangkitan penuh daripada yang ada jika Anda mensponsori seluruh dunia ini diisi dengan Arhat dan Pratyekabuddha untuk seluruh hidup mereka dan jangan mendedikasikan jasa Anda.

Bagaimana cara mendedikasikan jasa?
Jika kita mendedikasikan pahala kita dengan berpikir bahwa ada "aku" yang secara inheren ada, "pahala" yang ada secara inheren dan "makhluk hidup" yang ada secara inheren maka itu menjadi 'dedikasi yang terkontaminasi'. 'Pengabdian yang terkontaminasi' hanya dapat mengarah pada kondisi kesejahteraan di alam samsara duniawi para dewa atau manusia. Itu tidak bisa menghasilkan pencerahan sempurna. Karena makhluk biasa terperangkap dalam khayalan mereka karena tidak mampu memahami sifat sebenarnya dari kenyataan, tidak mungkin bagi mereka untuk segera bebas dari konsep-konsep ini, oleh karena itu ketika berada di jalur praktik, dalam dedikasi mereka, mereka harus terlebih dahulu dengan terampil merujuk pada dedikasi sempurna para Buddha dan Bodhisattva yang telah menyadari kekosongan dan kebenaran realitas.

Untuk mendedikasikan jasa, langkah-langkahnya adalah:
1. Panggillah semua Buddha dan Bodhisattva dari sepuluh arah untuk menyaksikan dedikasi Anda.
(Pendapat saya sendiri: Jika Anda ingin menyampaikan permintaan ini secara verbal, Anda dapat mengatakan “Buddha dan Bodhisattva dari tiga kali dan sepuluh arah, mohon memperhatikan saya!” Jika tidak, Anda hanya dapat memvisualisasikan atau secara mental merasakan ini terjadi. Alasannya mengapa kita tidak perlu khawatir bahwa para Buddha tidak menyadari pengabdian kita adalah bahwa para Buddha itu mahatahu dan semua makhluk hidup pada dasarnya pikiran tidak terpisah dari pikiran para Buddha. Jadi bagi para Buddha, benar-benar tidak ada jarak atau waktu untuk mengaburkan pengetahuan mereka. Bagi kita, itu hanya untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita meminta para Buddha untuk menyaksikan dedikasi jasa kita, pertama untuk membangkitkan kepercayaan kita sendiri, kedua, sebagai bentuk penghormatan dan karena mereka benar-benar objek perlindungan kita, ketiga, itu meningkatkan kekuatan dedikasi kami dan memurnikannya dari setiap konseptualisasi atau pewarnaan)
2. Berikan mereka untuk menyebabkan dedikasi ini bebas dari konseptualisasi tiga kali lipat (disebutkan di atas)
3. Pikirkan, “Saya mendedikasikan kebajikan ini dengan cara pengabdian yang sama dari semua Buddha dan Bodhisattva tiga masa (masa lalu, sekarang dan masa depan). Semoga kebajikan saya didedikasikan seperti milik mereka. Semoga kebajikan saya menjadi seperti milik mereka. ”
4. Ingatkan diri sendiri bahwa orang yang mengabdikan, pahala yang dipersembahkan, dan makhluk hidup yang diabdikannya adalah seperti mimpi, ilusi, tidak memiliki keberadaan bawaan yang sejati.

Dalam Sutra Puncak Vajra tentang Pengabdian dan sutra lainnya juga, lima langkah pengabdian dijelaskan:
1. Panggil semua pahala yang diciptakan oleh Anda sendiri, semua makhluk hidup dan makhluk mulia (seperti Buddha dan Bodhisattva, Arhat dan Pratyekabuddha) dan persembahkan kebajikan ini sebagai awan persembahan bagi semua Buddha.
2. Mendedikasikannya untuk berkembangnya ajaran Buddha di dunia ini
3. Dedikasikan untuk umur panjang dan aktivitas yang diperluas dari para pendukung pengajaran
4. Dedikasikan untuk kebahagiaan dan kemakmuran dunia
5. Dedikasikan untuk pencapaian pencerahan sempurna oleh semua makhluk

Masing-masing dari lima aspek pengabdian ini mengubah kebajikan kecil menjadi kebajikan besar. Kemudian seseorang dapat memanggil semua kebajikan itu lagi dan mendedikasikannya pada objek utama pengabdian yang mungkin adalah seorang dermawan, atau orang yang telah meninggal.

Pada titik ini, makhluk hidup biasa hanya dapat mendedikasikan jasa dengan meniru para Buddha dan Bodhisattva melalui membuat referensi kepada mereka, ditambah dengan pengingat sifat realitas tanpa syarat non-konseptual realitas bebas dari tiga bidang konsep (yaitu, keberadaan yang melekat dari dedicator of merit, merit dan objek dedikasi). Akan tetapi, ketika seseorang benar-benar menyadari kekosongan secara langsung seperti yang dilakukan oleh para  Bodhisattva bhumi pertama, maka pada saat itu, semua akumulasi pahala konseptual dan kotor Anda sebelumnya ditransformasikan menjadi akumulasi kebijaksanaan non-konseptual yang tidak tercemar.

Pentingnya bersukacita
Sebelum pengabdian jasa, dalam doa tujuh cabang, ada bagian untuk bersukacita. Dengan bersukacita dalam jasa orang lain, seseorang menciptakan jasa besar yang bisa sama dengan jasa orang lain, tergantung pada tingkat kesadaran seseorang. Karena itu, penting untuk bersukacita dalam kebajikan positif yang diciptakan oleh semua makhluk hidup dan makhluk tercerahkan dalam tiga kali dan sepuluh arah sebelum membuat pengabdian. Cara yang terampil ini dapat memungkinkan seseorang untuk mengumpulkan pahala besar dengan mudah hanya dengan sedikit usaha.
Dedikasi berulang
Beberapa orang bertanya mengapa dimungkinkan untuk mendedikasikan pahala yang lalu. Ini harus ditegaskan kembali di sini bahwa jasa kebaktian dapat didedikasikan berkali-kali dan setiap kali Anda mendedikasikan jasa, seseorang meningkatkan jasa secara otomatis karena tindakan pengabdian itu sendiri merupakan tindakan menciptakan jasa kebajikan.

Cara dedikasi yang singkat, mudah namun menyeluruh untuk praktisi dharma awal:
Beranjali-lah, pikirkan bahwa semua Buddha dan Bodhisattva memperhatikan Anda, lalu berkata, “Dengan segala pahala yang terakumulasi (oleh semua makhluk) dalam tiga masa, semoga semua makhluk hidup mencapai Kebuddhaan. Semoga pahala ini didedikasikan dengan cara yang sama seperti yang dipersembahkan oleh semua Buddha dan Bodhisattva. ”
(Catatan: Bagian dalam tanda kurung "oleh semua makhluk" hanya perlu dipahami dalam pikiran seseorang, dan tidak perlu untuk mengatakannya dengan keras setiap kali.)

Metode dedikasi yang lebih menyeluruh
Seseorang dapat melafalkan Raja Doa Samantabhadra dan doa-doa yang relevan lainnya. Berkat-berkat yang didasari doa pengabdian sesuai dengan realisasi penulisnya. Oleh karena itu, salah satu doa terbaik untuk pengabdian adalah Raja Doa Samantabhadra yang merupakan bagian dari Sutra Avatamsaka, yang diajarkan oleh Buddha Shakyamuni sendiri.

Jika seseorang tidak memiliki waktu, maka seseorang dapat setidaknya, membaca delapan ayat yang dikatakan oleh Nagarjuna meliputi seluruh makna Raja Doa Samantabhadra. Mereka adalah sebagai berikut:
"Dengan kebijaksanaan Manjushri yang berani dan sama seperti (aspirasi) Samantabhadra, mengikuti mereka sepenuhnya dengan cara mereka (mendedikasikan pahala), dengan cara yang sama saya mendedikasikan semua pahala ini sepenuhnya. Semua Sugatas, Para Pemenang ( Buddha ) dari tiga masa memuji dedikasi ini sebagai yang tertinggi, jadi semua akar kebajikan saya sepenuhnya didedikasikan untuk perilaku baik ini."

Untuk para praktisi Sukhavati
Bagi mereka yang bercita-cita untuk dilahirkan kembali di tanah suci Amitabha (Dewachen), penting juga untuk membuat doa pengabdian untuk tujuan ini. Meskipun ini sudah termasuk dalam doa komprehensif seperti Raja Doa Samantabhadra, tetapi jika seseorang tidak mengucapkan itu karena kurangnya waktu, maka seseorang juga harus membuat dedikasi khusus untuk menerima kelahiran kembali di Dewachen segera setelah kehidupan ini tanpa hambatan.

Apa yang harus dipersembahkan
Semua bentuk kebajikan tidak peduli seberapa kecil dan tidak penting harus didedikasikan. Ini bisa memberi makan burung setetes makanan, bisa juga hanya senyuman, menjatuhkan beberapa sen dalam mangkuk pengemis, pikiran positif, hati yang bersukacita ketika Anda melihat nasib baik orang lain. Pahala terakumulasi ketika seseorang memiliki sekejap belas kasih, cinta, dan kebaikan untuk orang lain. Semua tindakan yang digerakkan oleh cinta, kasih sayang, dan kebijaksanaan yang merusak khayalan dan pemuasan diri menciptakan kebajikan. Apa pun yang bermanfaat bagi makhluk hidup menghasilkan pahala, sehingga makan pun dapat menciptakan pahala jika Anda memiliki motivasi menawarkan makanan kepada makhluk hidup di dalam tubuh Anda karena semuanya tergantung pada pikiran.

Memikirkan ketidakkekalan untuk sesaat menciptakan pahala, memikirkan kekosongan atau bahkan menghibur gagasan itu selama satu detik menumpuk pahala yang sangat besar. Melihat gambar Buddha dan mengaguminya atau memuji itu menumpuk pahala ... daftar itu tak ada habisnya ... jika seseorang memahami dharma dan memiliki pengabdian dan kebaikan, ada banyak cara dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan pahala. Bahkan jika seseorang tidak memiliki waktu untuk selalu begitu penuh perhatian dan pengabdian, maka pada akhirnya, seseorang dapat melakukan hanya satu pengabdian besar, mengingat semua saat-saat keadaan pikiran dan tindakan positif pada siang hari dan kemudian mendedikasikan ini pantas dengan cara yang tepat.

Objek Dedikasi Khusus
Seseorang dapat mendedikasikan pahala kepada guru, orang tua, anak-anak, leluhur, negara, pemerintah, bos, dermawan, sponsor, kreditor karma, orang-orang yang telah dirugikan atau dimakan dagingnya, dll. Semua dedikasi ini harus dilakukan setelah utama dedikasi untuk semua makhluk hidup telah dilakukan (sebagaimana dinyatakan di atas). Adalah penting untuk mendedikasikan bagi orang tua kita dan kreditor karma (menurut pendapat saya) karena mereka telah berbaik hati kepada kita dalam memberi kita kesempatan untuk mempraktikkan dharma. Kreditur Karma adalah orang-orang yang pernah kita celaka sebelumnya dan berhutang hutang karma sekarang. Melalui latihan kami, hutang-hutang seperti itu perlahan-lahan dapat diselesaikan dan penting untuk membuat dedikasi semacam itu dengan tulus.

Dimungkinkan juga untuk memberikan dedikasi bagi mereka yang menderita baik di alam manusia atau kehidupan lain, baik karena sakit, kelaparan, kekeringan, bencana alam, psikologis, dll. Tujuan praktik dharma adalah untuk memberi manfaat kepada orang lain dan jika seseorang mendedikasikan jasa bagi makhluk-makhluk yang menderita ini, itu adalah salah satu cara untuk memberi manfaat kepada mereka baik secara temporal maupun tertinggi. Kita harus mempersembahkan bagi mereka untuk meninggalkan kondisi penderitaan mereka dan juga bagi mereka untuk menemukan kebebasan tertinggi dan pencerahan sempurna Kebuddhaan. Ini memecahkan masalah mereka baik secara temporer maupun permanen.

Cara untuk Menambah Dedikasi Pahala
Mantra berikut dapat dibacakan setelah doa pengabdian untuk meningkatkan pahala: Om dhuru dhuru jaya mukhe soha (7x) dan ucapkan Om Ah Hum 3x untuk menyegel dedikasi pahala kita.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia! Om Mani Peme Hung!

Penjelasan Guru Padmasambhava Mengenai Mani Mantra

Guru Rinpoche memberi tahu Raja Mutig dari Tibet dan murid-murid dekatnya, “Dengar, raja Tibet, bangsawan dan rakyat jelata! OM MANI PADME HUM adalah intisari dari Yang Welas Asih, sehingga kemampuan mengucapkannya sekali saja tidak terhitung. Kemungkinan penggandaan yang dihasilkan dari satu biji bunga lotus terletak di luar jangkauan pikiran. Tetapi dibandingkan dengan itu, manfaat mengucapkan Enam Suku Kata sekali saja bahkan lebih besar. Satu biji wijen dapat berlipat ganda menjadi banyak, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali lebih besar. Empat sungai besar dan banyak sungai kecil lainnya mengalir ke lautan asin, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali bahkan lebih besar.

Semua kebutuhan dan keinginan dikabulkan saat Anda memohon permata pemenuhan harapan yang berharga, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku Kata hanya sekali saja bahkan lebih besar. 0M MANI PADME HUNG. Dimungkinkan untuk menghitung jumlah tetesan hujan yang jatuh selama dua belas tahun musim hujan, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku Kata hanya sekali saja tidak dapat dihitung. Dimungkinkan untuk menghitung semua biji-bijian yang ditaburkan di empat benua, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali saja tidak dapat dihitung. Dimungkinkan untuk menghitung tetes-tetes air di lautan luas, satu demi satu, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali saja tidak dapat dihitung. Dimungkinkan untuk menghitung setiap rambut pada tubuh semua hewan yang ada, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali tidak dapat dihitung.

OM MANI PADME HUNG. Enam Suku Kata adalah inti dari Yang Welas Asih. Dimungkinkan untuk menurunkan gunung besi meteor yang tingginya delapan puluh ribu mil dengan menggosoknya. Sekali setiap tahun dengan kapas terlembut dari Kashika, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku Kata hanya sekali tidak dapat habis. Dimungkinkan bagi serangga merutsey untuk menyelesaikan memakan Gunung Sumeru sampai ke intinya, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali tidak bisa habis. Adalah mungkin bagi burung tito untuk menghilangkan pasir Sungai Gangga dengan paruhnya, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku Kata hanya sekali tidak dapat habis. Sangat mungkin untuk angin sepoi-sepoi untuk menyebarkan bumi dari empat benua dan Gunung Sumeru, tetapi manfaat mengucapkan Enam Suku kata hanya sekali tidak bisa habis.

OM MANI PADME HUNG. Dimungkinkan untuk menghitung jasa pembuatan Stupa yang terbuat dari tujuh zat berharga yang dipenuhi dengan peninggalan para buddha dari semua sistem dunia dan membuat persembahan yang konstan untuknya, tetapi kemampuan mengucapkan Enam Suku Kata sekali saja tidak dapat dihitung. Dimungkinkan untuk menghitung jumlah pahala dari Menawarkan kemenyan, lampu, parfum, air mandi, musik, dan sebagainya ke alam-alam buddha dan buddha dalam jumlah yang sama dengan butiran-butiran pasir yang ditemukan di seluruh sistem dunia, tetapi mengucapkan Enam Suku Kata sekali saja tidak dapat dihitung.

OM MANI PADME HUNG. Enam suku kata ini adalah intisari dari pikiran bangsawan Avalokiteshvara. Jika Anda membaca mantra ini 108 kali sehari, Anda tidak akan dilahirkan kembali di tiga alam yang lebih rendah. Dalam kehidupan berikut Anda akan mencapai tubuh manusia dan dalam kenyataannya Anda akan memiliki visi Avalokiteshvara yang mulia. Jika Anda membaca mantra setiap hari dengan benar dua puluh satu kali, Anda akan menjadi cerdas dan dapat mempertahankan apa pun yang Anda pelajari. Anda akan memiliki suara merdu dan menjadi mahir dalam arti semua Buddhadharma. Jika Anda membaca mantra ini tujuh kali sehari, semua kesalahan Anda akan dimurnikan dan semua ketidakjelasan Anda akan dihapus. Dalam mengikuti kehidupan, di mana pun Anda melahirkan, Anda tidak akan pernah lepas dari bangsawan Avalokiteshvara.

Ketika seseorang terserang penyakit atau pengaruh jahat, dibandingkan dengan ritual penyembuhan biasa atau rintangan yang menangkis, manfaat Enam Suku Kata jauh lebih efektif untuk menangkal rintangan atau penyakit. Dibandingkan dengan perawatan medis atau penyembuhan, Enam Suku kata adalah obat terkuat melawan penyakit dan kejahatan. Keutamaan Enam Suku Kata tidak dapat diukur dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan bahkan oleh para buddha tiga kali. Mengapa demikian?

Karena mantra ini adalah intisari dari pikiran bodhisattva mulia Avalokiteshvara, yang terus-menerus memandang keenam kelas makhluk hidup dengan belas kasih. Dengan demikian, pembacaan mantra ini membebaskan semua makhluk dari samsara.

Raja dan murid generasi mendatang,
Ambillah Yang Welas Asih sebagai yidam Anda.
Ucapkan Enam Suku Kata sebagai mantra esensi.
Bebas dari rasa takut pergi ke alam yang lebih rendah.
Avalokiteshvara adalah dewa yang ditakdirkan di Tibet,
jadi mohon padanya dengan iman dan pengabdian.
Anda akan menerima berkat dan pencapaian
Dan bebas dari keraguan-raguan.
Sepengetahuan saya, Padmakara,
Suatu pengajaran yang lebih mendalam dan lebih cepat
Belum pernah diajarkan oleh para Buddha tiga masa
Saya, Padmasambhava, sekarang akan pergi.
Simpanlah ini di dalam hatimu,
Pengikut, raja, dan murid Tibet,
Siapa yang hadir sekarang atau dimasa depan. 


Semoga semua mahkluk berbahagia! Om Mani Peme Hung!

Kitab Suci Maha Dewa Thay Sang Lauw Cin


                  Halaman (1/14)
 

1.     Sang Dewa tertua pertama.
Disebut-sebut Thay Sang Lauw Cin namanya.
Berkali-kali turun ke dunia.
Menciptakan Tao yang jujur menjadi aliran utama.
 
2.     Mula-mula beliau menjadi Ban Ku She si pembuka dunia.
Kemudian menjadi Hwang Tee raja ksatria.
Kemudian menjadi professor Lau Tze ahli filsafat.
Seterusnya makmur dan berkembanglah Tao dimana-mana.
 
3.     Tao adalah Tao yang tertinggi.
Agung adalah yang teragung diagungi.
Penolong manusia dan penyelamat duniawi.
Semua aliran layak menjunjung tinggi.
 
4.     Setiap manusia memakai Tao (aturan-aturan) sehari-hari.
Banyak terdapat ilmu pengetahuan yang tinggi ditengah-tengah yang berarti.
Dewa-Dewa dan Budha-Budha adalah satu inti.
Karena dapat Tao (jasa-jasa) manusia menghormati.
 
5.     Para guru besar mementingkan keberadaban dan kebudian.
Budi pekerti dengan Tao erat bergabungan.
Asal Yin Yang timbul dari Wu Cik (out of which) luar bilangan.
Wu Cik adalah sama dengan Thay Cik (the absolute) tak terbataskan.
 
6.     Thay Cik (the absolute) adalah permulaan langit bumi belaka.
Abstrak kongkrit saling jelma menjelma.
Tumbuh musnah hanya mengikuti kodrat alam dan spirit yang tak nyata (skilful contrivance).
Keseluruhan menjadi tak ada batasnya.

Halaman (2/14)
 
1.     Tombak dan tameng adalah lawan.
Semua jenis benda dapat disatukan.
Diam mencapai titik terakhir timbul gerakan-gerakan.
Gerak diam adalah prinsip Yin Yang.
 
2.     Teori ilmiah sering berselisih berlawanan.
Dapatlah dibahas dengan teori Yin Yang.
Kekuatan (power) Tao tak ada taranya.
Sehatkan badan berdasarkan cara keDewaan (Divine art).
 
3.     Berkesempatan belajar cara latihan keDewaan (Divine art).
Anggota badan oleh Dewa-Dewa digerak-gerakkan.
Darah mengalir teratur dalam saluran-saluran.
Lama berlatih semua lancar tak ada yang tersumbatkan.
 
4.     Tiap manusia dapat mempelajarinya.
Kata-kata murni (Cen Yen) daya tarik berguna.
Dewa-Dewa datang membantu anda.
Ide belas kasih harus tetap berada.
 
5.     Para Dewa dan Budha mendapat Tao-nya (tingkatannya).
Thay Sang Lauw Cin yang meneliti / menilai jasa-jasa.
Kekuatan Dewa-Dewa tak ada batasnya.
Mohon kepada Dewa dapatlah makmur jaya.
 
6.     Siu Tao (bertapa / mendekati Dewa) langkah pertama.
Belajarlah dulu cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Daya gaib menguatkan urat-urat didalam tubuh manusia.
Setelah badan sehat baru memuncak kepernapasannya (breathing exercise).
 
Halaman (3/14)
 
1.     Kata-kata dan kelakuan-kelakuan mengikuti kebenaran.
Dunia sebetulnya kepunyaan sesama.
Hindarkanlah bertengkar serahkanlah segalanya kepada Yang Kuasa.
Dunia sudah lama damai dan makmur jaya.
 
2.     Semua manusia harus belajar Tao (cara mencari dan mendekati Dewa).
Mentaati hukum dan peraturan-peraturan akan timbul dalam sanubari anda.
Hemat dan giat bekerja utamakan rumah tangga.
Berfoya-foya tidak aturan jasa tidak akan ada.
 
3.     Linglung malas menggunakan pikiran.
Bagaimana dapat belas kasih oleh Dewa-Dewa.
Dewa-Dewa semuanya adalah agung mulia.
Semua bergabung dalam lingkaran Thay Cik (absolute) bermula.
 
4.     Diluar langit-langit ke tiga puluh tiga.
Megah perkasa sebagai istana-istana mulia (Tao Sway Kung).
Maha Dewa Thay Sang Lauw Cin menempatinya.
Menunjukkan kekuatan Dewa-Dewa (power of divine) yang tiada tara.
 
5.     Siu Tao (cari jalan mendekati Dewa), yang utama adalah cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Latihan-latihan dibagi jenis dalam dan luar.
Bersemedi datangkan ketentraman dan kecerdasan.
Seluruh badan dikelilingi kekuatan yang tak terbayang (constitution).
 
6.     Spiritual dan material.
Dua-duanya sama dipentingkan.
Mengerti diri juga lainnya dimengertikan.
Hingga menginjak taraf yang tinggi puncak lapisan.

Halaman (4/14)
 
1.     Siu Tao (menemukan jalan yang benar) harus mengerti apa yang baik dan dijalani.
Ketemu jalan berarti peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang berlaku sudah dimengerti.
Mengerti itulah pedoman semula Tao.
Belajar Tao barulah tidak sesat lagi.
 
2.     Abstrak sebetulnya adalah kongkrit yang merupakan abstrak saja.
Kehidupan sehari-hari harus mengikuti yang lazim dan biasa.
Abstrak-abstrak menjelma-jelma akan menjadi kongkrit juga.
Tidak berbuat berarti tidak tidak berbuat artinya.
 
3.     Tao menguasai kongkrit dan abstrak.
Kaum cerdas dipandang seperti kebodoh-bodohan.
Kekuatan (Power) Tao tidak terbataskan.
Tao yang jujur mengandung kebenaran-kebenaran.
 
4.     Roh-roh jahat tak akan berani terhadap kejujuran.
Menghadap Tao yang tinggi roh-roh jahat jadi berantakan.
Tao yang jujur diumpamakan lautan-lautan.
Semua aliran mengalir ke laut akhir tujuan.
 
5.     Sedikit sajalah persoalkan nama dan benda.
Yang penting adalah keuletan dan keyakinan.
Menyendiri akan banyak derita dan sengsara.
Hidup begitu terang tak normal juga.
 
6.     Mengerti ajaran Tao keluarlah dari kebingungan.
Betul tetap betul jangan disalah-salahkan.
Belajar Tao tak ada simpang jalannya.
Kemantapan hatilah yang menjadi pegangan.

Halaman (5/14)
 
1.     Derita sakit disertai sengsara.
Harus cari dokter dan mohon kepada Dewa-Dewa.
Kebodohan hingga menelan abu Yu Sua (Siang Hwe).
Tak luput jadi tawaan belaka.
 
2.     Mohon kepada Maha Dewa untuk mengusir roh-roh jahat.
Derita sakit haruslah memakai obat.
Takdir itu ternyata memang ada.
Budi hati dapat sedikit merubah.
 
3.     Menurut jasa-jasa anda dapat merubah rejeki.
Timbul karena hati wajah berseri-seri.
Asalnya bukan turun-temurun kedudukan atau pangkat tinggi.
Pikiran jujur dan baik budi selalu terpendam dalam hati.
 
4.     Tak satupun benda yang tak mengandung Yin Yang (dualisme).
Sian Li (abstruse principles / arti mendalam) adalah Philosophy.
Maksud keDewaan dan manusianya menjadi satu.
KeDewaan (theology) merangkap ilmu pengetahuan (science).
 
5.     Kera besar (Anthropoid Apes) kuno kebetulan ada yang pandai luar biasa.
Lama mencari jalan dapat petunjuk Dewa-Dewa.
Muncullah manusia pertama menjalani Tao sesama.
Berevolusi terus hingga jaman terakhir mengikuti langkah-langkah.
 
6.     Pelihara badan tak ada rahasianya.
Penghidupan terus maju terus bergairah.
Siu Tao bahagia laksana Dewa-Dewa.
Kembalilah cepat-cepat yang tersesat dijalan-jalan bahaya

Halaman (6/14)
 
1.     Tao adalah sesuatu yang nyata (kongkrit).
Dikatakan abstrak sukar untuk menerimanya.
Tiap manusia menghendaki kaya raya.
Siu Tao akan lepas dari jurang sengsara.
 
2.     Siu Tao tak mengerti apa sebenarnya Tao.
Seumur hidup pun akan nihil belaka.
Dimanakah Dewa-Dewa berada?
Antara jarak tiga meter diatas kepala.
 
3.     Anda dapat memohon datangnya Dewa-Dewa.
Dapat mengupas kesulitan-kesulitan yang ada.
Rejeki-rejeki Maha Kuasa yang memberikannya.
Mengapa harus bersembunyi di dalam gua-gua.
 
4.     Siu Tao tidak memelihara badannya.
Dewa-Dewa pun melihat jadi kecewa.
Didalam gua-gua tidak bersembunyi Dewa-Dewa.
Selalu berbudi akan tinggi jasa.
 
5.     Siu Tao mencapai tingkat tinggi dapat kegaiban.
Sesuatu keanehan atau keunggulan akan luar biasa.
Mencari harta benda tempuhlah jalan kebenaran.
Belajar Tao utamakan kebaktian.
 
6.     Tingkatkanlah kesehatan jasmani dan rohani.
Dua-duanya prihatin panjang usia terjadi.
Mohon (sembahyang) kepada Maha Dewa maju selangkah lagi.
Siu Tao patut ada kejodohan (affinity) mendekat lebih-lebih.
 
Halaman (7/14)
 
1.     Dewa - Dewa dan Budha - Budha rupawan semua.
Haruslah diteliti keagungan dan kemuliaannya.
Menggambar melukis jadi jelek rupa tak sedap dipandang mata.
Berarti menodai tentu akan berdosa.
 
2.     Anak cucu berbuat kebajikan dan berjasa.
Nenek moyang selalu bergembira.
Foya-foya membakar rumah-rumahan kertas (Ling Wuk) apa gunanya.
Karena bodoh dan tak ada pengertian belaka.
 
3.     Kesabaran dan kelakuan baik merupakan kebajikan (amal bakti).
Telitilah segala secermat-cermatnya.
Tunduk kepada orang tua haruslah dimasa muda.
Bibit baik adalah sumber baik juga.
 
4.     Belajar Tao dibagi dalam tahap ke tahap.
Carilah guru mempelajari cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Tak mendapatkan guru menempuh jalan kedua.
Cara semedi dipakai terpaksa.
 
5.     Rohani, jasmani dan pikiran tiga bersatu.
Pendidik penggerak berpadu.
Sukma asli mendapatkan tenaga gaib gayu.
Roh jahat tak bisa menembus selubung baju.
 
6.     Hidup itu adalah bersaingan.
Ketentuan-ketentuan dan kuasa (destiny) tiap hari membaru.
Tidaklah negatif bila Siu Tao (belajar ilmu Tao).
Negatif akan menyesatkan rakyat seluruh.
 
Halaman (8/14)
 
1.     Siu Tao mempelajari kekuatan gaib (divine art).
Menolong manusia keluar dari kesesatan.
Menghina merusak mendatangkan malapetaka.
Sembarang bicara adalah setengah gila.
 
2.     Kekuatan gaib (divine art) diumpamakan kekuatan listrik.
Mata biasa tak dapat memandang wujudnya.
Membuktikan cukup dengan cara pembukaannya (Tao Ying Suk).
Semua manusia mempunyai hasrat belajar ilmu kedewaan. (divine art Tao).
 
3.     Dapat mengetahui kejadian-kejadian di dunia.
Dewa-Dewa tak perlu memperhatikan bentuk kongkrit dirinya.
Siu Tao belajar kekuatan Tao Fak (divine power).
Rejeki akan mengungguli sesama.
 
4.     Di sorga ada peraturan-peraturan sorga.
Manusia ada takdirnya.
Ketemu cara mendekati Dewa-Dewa (Tao).
Nasib yang keruh dapat jernih juga.
 
5.     Kaya raya seperti sekuntum bunga.
Angin salju tak mengerti apa-apa.
Bunga mekar ada waktu-waktunya.
Belajar Tao, mohon kepada Dewa-Dewa barulah akan selamat selamanya.
 
6.     Kehidupan seperti biasa saja.
Giatlah jadi manusia yang berguna.
Rumah susun tinggi mula-mula dari dataran juga.
Siu Tao dapat menenangkan pikiran anda.

Halaman (9/14)
 
1.     Kelenteng-kelenteng adalah pos-pos jalan Dewa-Dewa.
Harus singkat dan hikmat upacara-upacara.
Memohon berdasarkan kemantapan hati anda.
Sedikit barang sembahyangnya juga berfaedah.
 
2.     Adu kaya memakai Hio dan lilin-lilin besar segajah.
Lebih baik berbuatlah amal kepada yang menderita.
Sembahyang menyajikan ikan dan daging diatas meja.
Tanda tidak mengerti apa kehendak para Dewa dan Budha.
 
3.     Si penjaga kelenteng harus mengerti Tao (aturan-aturan / pengertian tentang Dewa-Dewa).
Jangan sembarang bicara menyesatkan tamu-tamunya.
Apalagi memakai nama Dewa-Dewa.
Berbicara tanpa pikir adalah ngawur belaka.
 
4.     Ide budi beramal selalu dalam hati.
Para Dewa dan Budha tentu menyenangi.
Manusia mengejar kedudukan, umur panjang dan rejeki.
Maha Dewalah yang paling welas asih.
 
5.     Siu Tao mengikuti peraturan-peraturan yang layak sehari-hari.
Rintangan akan berkurang untuk semua pekerjaan diri sendiri.
Dapat mengetahui tiga kehidupan lampau, sekarang dan kemudian hari.
Merubah nasibpun jalannya akan diberi.
 
6.     Diatas landasan yang kongkrit Tao berdiri.
Ide kosong jauh dari arti inti sari.
Arti yang mendalam bukannya sukar dimengerti.
Salah menerima (salah tangkap) adalah kurang rendah hati.
 
Halaman (10/14)
 
1.     Belajar Tao berguna untuk semua manusia.
Sukma-sukma asli akan naik ke sorga.
Dewa-Dewa yang menilai jasa dan dosa.
Jasanya yang tinggi ditingkatkan jadi Dewa juga.
 
2.     Tak berarti lagi berbuat yang aneh-aneh (to release soul from suffering) untuk para almarhum dan almarhumah.
Jasa-jasa semuanya dilihat masa hidupnya.
Nenek moyang yang pernah Siu Tao ada yang jadi Dewa.
Anak cucu akan banyak rejekinya.
 
3.     Anak cucu berbuat budi dan amal.
Jasa-jasa melebihi bertobat-tobat dan menyesal-nyesal.
Nenek moyang dapat meringankan kesalahan.
Jasanya bertambah akan dapat meningkat menjadi Dewa berawal.
 
4.     Yang menentukan tingkat Dewa-Dewa adalah Yi Hwang Ta Tee (Thian Kung) Dewa Agung.
Dewa tetaplah Dewa, Agung tetaplah Agung.
Ada lagi Budha-Budha dan Busak-Busak.
Mendapat Tao (tingkatan) juga dapat duduk di istana sorga yang bergabung.
 
5.     Menyebar luaskan ajaran-ajaran Tao.
Sekeluarga akan selamat dan banyak rejeki.
Soal panjang pendek usia yang dikehendaki.
Siu Tao lah dapat merubah menurut kondisi.
 
6.     Usia panjang Dewa Usia (Su Sing Kung) yang memberi.
Semua karena sehat rohani dan jasmani.
Menjalani Tao rejeki dan kedudukan menyertai.
Sukma asli akan hidup abadi (eternal life).
 
Halaman (11/14)
 
1.     Sandang pangan dengan pondokan dan jalan.
Tak dapat dihindari dalam keduniawian.
Rajin dan hemat pokok penghidupan.
Berkembang biak anak cucu baik-baik seluruh turunan.
 
2.     Akan subur sabar keluarga.
Jahat dan kejam sukar bekerja.
Menolong orang dahulukan menolong dirinya.
Menyebar Tao adalah taman bahagia.
 
3.     Tao bukan memandang matahari dan rembulan.
Matahari dan rembulan hanya benda alam saja.
Dalam tubuh manusia bersembunyi sukma-sukma.
Bagaikan manusia menghuni rumah-rumah.
 
4.     Badan diumpamakan rumah.
Sedikit demi sedikit tambal dan jagalah supaya tetap kuat.
Tiap hari latihan gerak badan Tao (divine art).
Mencapai usia lanjut bukan apa-apa.
 
5.     Pembawaan dapat mendengar suara Dewa-Dewa.
Lingkaran kecil melingkar menjadi besar.
Pembawaan mata gaib penglihatan.
Ribuan kilometer tak ada halangan.
 
6.     Semua pekerjaan diayomi Dewa-Dewa.
Penghidupan tak akan sengsara.
Hidup manusia ada jalan yang lapang juga.
Siu Tao dapat memperpanjang usia.
 
Halaman (12/14)
 
1.     Jaga kesehatan bagian dalam diutamakan.
Kelebihan gizi dan lemak mudah menimbulkan penyakit jadi siksaan.
Hari ulang tahun masing-masing tak makan daging-dagingan.
Tahun ke tahun dilalui dengan gampang.
 
2.     Makan minum secara sederhana.
Lebih baik daripada banyak daging dan lemaknya.
Perhatikan vitamin-vitamin dan mineral-mineral secukupnya.
Tahan uji tahan lama daya bekerja.
 
3.     Perumahan harus dalam keadaan bersih.
Sinar matahari dan hawa sejuk harus mencukupi.
Tidur malam hanya beberapa meter persegi.
Kerja dan istirahat janganlah melampaui batas aturlah sendiri.
 
4.     Hati-hatilah berbicara dan cerdaslah berpikir.
Tiap-tiap pekerjaan sudah dibagi mendetil.
Kesalahan sedikitpun akan luas akibatnya tak berakhir.
Bersainglah cepat-cepat jangan terlambat dan terkucil.
 
5.     Sopan santun (gentle) tak bergara-gara.
Dengan sungguh-sungguh giat bekerja saja.
Hati mantap mendapatkan lindungan Dewa-Dewa.
Tak terletak pada banyaknya Hio atau lilin-lilinnya.
 
6.     Siu Tao (semedi) menenangkan hati sanubari anda.
Gerak diam jangan terlalu kelewat batasnya.
Mengerti Tao (peraturan-peraturan) digemari sesama.
Cepat-cepat jangan ragu hingga lewat saatnya.
 
Halaman (13/14)
 
1.     Ajaib sungguh cara latih badan Thay Sang Lauw Cin Maha Dewa.
Menyehatkan badan sungguh gaib hasil-hasilnya.
Luar biasa mengherankan dunia.
Badan sehat menambah sehat pikiran pula.
 
2.     Keuletan dapat mengalahkan kekerasan.
Ulet dan keras harus diseimbangkan.
Keras barulah memakai kekerasan.
Menghadapi segala haruslah memakai akal pikiran.
 
3.     Betul adalah tetap betul.
Salah adalah tetap salah.
Bandel dimusuhkan bandel pula.
Aturan dihadapi aturan saja.
 
4.     Membanggakan diri sering datangkan rugi.
Merendahkan diri tak hilang apapun sejari.
Kalau pandai jangan menonjol-nonjolkan diri.
Yang pandai ilmu tinggi biasanya seperti terendah tak kuat berdiri.
 
5.     Seperti roda-roda berputar semuanya dalam dunia ini.
Penuh-penuh, kosong-kosong, teratur sendiri-sendiri.
Yang tak beraturan lebih rendah daripada yang tinggi.
Yang ngawur akan layu lenyap tak tahan uji.
 
6.     Kekerasan adalah tetap kekerasan (kekuasaan).
Peraturan adalah tetap peraturan.
Peraturan didampingi kekuasaan.
Cerdaslah yang paling ampuh menguasai peranan. 


Halaman (14/14)
 
1.     Harus duduk bersila waktu berlatihnya.
Belajar Tao mumpung masih muda belia.
Tiap hari latihan divine art Dewa-Dewa (Thay Shang Sen Kung).
Tak berpenyakit ringan badan anda.
 
2.     Hidup selalu banyak rintangan.
Dapat berpikir adalah bawaan manusia.
Bebas duniawi berarti sudah habis nyawanya.
Mengerti Tao buah pikiran terbuka.
 
3.     Banyak rintangan usaha-usaha.
Buanglah kecemasan dan nyanyikanlah lagu-lagu Tao saja.
Belajar hingga dapat berdialog dengan Dewa-Dewa.
Dewa-Dewa tentu lebih perhatian padanya.
 
4.     Hidup dikarenakan bernyawa.
Latihan Tao (divine art) untuk lindungi anda.
Sehatkanlah badan dan sayangilah nyawa.
Manusia harus memperhatikan rohaniah dan jasmaniah.
 
5.     Sehari tiga kali santapan hanya karena ingin kenyang saja.
Pesiar melihat-lihat tambah pengetahuan baru yang berguna.
Mode baju karena jaman dapat dirombak ubah.
Asal masuk diakal boleh saja diperbaharui.
 
             6.     Sebatang Hio lambang selamat jaya.
                  Menghadap Dewa sujudlah diatas kepala.
                  Menghadap lainnya didepan dahi dan didepan dada.
                  Dua tangan sungkem didepan atau satu saja terang cara-caranya.

Manfaat Mantra Om Mani Padme Hum

Manfaat membaca mantra Avalokitesvara (Kuan Yin)
"OM MA NI PAD ME HUM"

Pertanyaan : Dengan melafalkan mantra Avalokitsvara (Kuan Yin) Bodhisatva dari enam kata mantra ini. Apa manfaat dan jasa pahalanya?

Jawab : 
Keenam kata mantra ini merupakan Mantra Avalokitsvara (Kuan Yin) Bodhisatva yang memiliki jasa kebajikan yang tak terhingga. Hal itu juga mendapat pujian dari para Buddha disepuluh pejuru.

Jika menurut ke enam huruf mantra tersebut, jasa kebajikannya sama dengan menulis Tripitaka Dharma Ratna.

Jika mengulang dan melafalkan ke enam kata mantra tersebut maka karma-karma buruk dari kehidupan lampau, sekarang dan akan datang akan dapat disingkirkan. Terlepas dari kelahiran kembali dan mencapai pembebasan. Bahkan dapat memutuskan kebodohan dan menumbuhkan kebijaksanaan. Mengalahkan Mara dan mengatasi penyakit, memperoleh banyak kekayaan duniawi dan membantu/ menolong fakir miskin. Menyingkirkan mara bahaya dan memperoleh panjang usia. Dapat menolong begitu banyak penderitaan, menghilangkan keserakahan, kebencian dan kebodohan. Menutup jalan untuk kelahiran kembali. 

Para leluhur dan sanak saudara semuanya dapat diselamatkan bahkan kuman dan bakteri diperut juga bisa diselamatkan dan memperoleh pembebasan. Juga memiliki metode Samadhi Dharma yang tak terhingga. Setiap hari akan dapat melaksanakan Enam Paramita.

Semua Vajrasatva dan para dewa pelindung Dharma serta Dewa Naga, semuanya akan bersuka cita dan mendukungnya. Ingin terlahir di alam mana, semuanya akan terlaksana sesuai dengan harapan.

Bukan hanya menulis, melafalkan atau bervisualisasi tentang mantra ini akan bermanfaat dan membawakan jasa kebajikan. Asalkan mantra ini dikenakan dibadan, tersentuh oleh tangan, terdengar oleh telinga dan terlihat oleh mata. Baik disimpan di dalam rumah atau ditempelkan di depan pintu atau dijadikan sebagai bendera berkibar maka semuanya yang terkena cahaya mantra ini akan terbebas dari penderitaan dan kelahiran kembali. Bersama sama merealisasikan hasil ke Bodhi-an.

Menyingkirkan marabahaya, mengubah kesulitan menjadi keharmonisan. Bagi orang awam yang belum mencapai pencerahan yang berharap usia panjang dan memperoleh anak ataupun berkah duniawi dan rejeki maka semua akan diperolehnya.

Dapat melenyapkan semua marabahaya yang ditimbulkan oleh unsur bumi, api, angin, serta kekosongan. Intinya segala harapan akan tercapai dan jasa kebajikan yang dihasilkan dari membaca mantra ini adalah tidak terhingga. Seandainya menurut Kitab Suci Tripitaka tentang kebajikan akan diperlukan waktu selama tiga tahun baru habis menjelaskannya.

Berdasarkan kutipan Kitab Suci Kanjur Tibet, pahala dan jasa kebajikan dari enam huruf mantra tersebut ada sepuluh macam yaitu :
1. Dapat menyingkirkan gangguan semua roh jahat dan mahkluk-mahkluk jahat.
2. Dapat menyingkirkan segala macam penyakit.
3. Dapat menolong dan menyelamatkan segala macam penderitaan dari segala bencana air, api ,serta bencana-bencana alam lainnya.
4. Memperoleh segala macam berkah duniawi, umur panjang dan ketenangan.
5. Dapat menyingkirkan segala macam kegelisahan dan keresahan batin akibat keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan keragu-raguan.
6. Dapat menyingkirkan segala macam kejahatan dari pelanggaran sila.
7. Dapat menyingkirkan segala rintangan dan memperoleh Dasa Bhumi.
8. Membaca 100.000 kali dapat mencegah terlahir di tiga alam rendah.
9. Membaca 1.000.000 kali dapat menyelamatkan mahkluk dienam alam kehidupan.
10. Membaca 10.000.000 kali dapat merealisasikan ke Buddhaan dan mencapai pencerahan.

Menurut Dalai Lama ke 14, mantra Om Mani Padme Hum adalah mantra yang sungguh luar biasa dan bisa mencakup seluruh ajaran Buddhadharma.
Om (AUM), terdiri dari tiga huruf; A (mewakili perbuatan), U (mewakili perkataan), M (mewakili pikiran). Pada AUM yang telah mencapai kesempurnaan seperti Buddha, apapun yang dikerjakan, dikatakan, dan dipikirkan dengan secara pasti membawa kebahagiaan yang sempurna sebab tidak lagi dipengaruhi pikiran negatif dan Avidya, dan semua AUM ini ditujukan pada kebahagiaan semua makhluk.
MANI, yaitu Ratna Manikam (jewel) yang artinya permata. Mani, melambangkan upaya atau usaha-usaha kita. Upaya, disimbolkan sebagai permata yang bisa menghilangkan kemiskinan, demikian juga dengan usaha-usaha kita yang nantinya dapat menghilangkan kemiskinan batin. Di samsara ini kita juga terus berupaya namun karena landasannya keliru (Avidya) maka tidak ada hasil yang dibawa. Jadi sewaktu melafalkan kata MANI, bisa dibayangkan upaya-upaya kita yang didasari pada welas asih dan cinta kasih ke sesama.
PADME, yang berarti bunga teratai. Artinya menimbulkan kebenaran dan kesempurnaan cara berpikir serta cara pandang yang benar, diterjemahkan sebagai wisdom atau Prajna. Prajna adalah kebijaksanaan yang secara tajam mengetahui realita kehidupan, disimbolkan dengan bunga teratai, yang tumbuhnya dari lumpur namun tidak terkotorkan oleh lumpur. Hanya dengan prajna inilah, Avidya (kekelirutahuan) bisa dikikis.
HUM, artinya menyatukan Upaya dan Prajna (MANI dan PADME). Ini diibaratkan seperti kedua sayap burung yang saling dikepakan untuk terbang. Semakin Upaya bertambah, Prajna juga bertambah, semakin Prajna bertambah mendukung lagi bertambahnya Upaya demikian terus menerus. Jadi, hasil nantinya adalah pemurnian perbuatan, perkataan dan pikiran dengan cara menyatukan Upaya dan Prajna.

Kata-kata tersebut tampak sederhana dan mudah untuk dibaca namun manfaatnya sungguh luar biasa, beberapa diantaranya (petikan dari Lama Zopa Rinpoche):
1) Akan mempurifikasi pelanggaran lima akushala garuka karma (lima perbuatan negatif terberat, yaitu membunuh ayah atau ibu, melukai seorang Buddha dan Arahat, dan memecah belah Sangha).
2) Dapat mencapai empat kualitas untuk dapat dilahirkan di Buddha Ksetra Amitabha (Sukhavati) dan Buddha Ksetra lainnya serta tidak pernah dilahirkan di alam rendah.
3) Ketika membaca mantra ini seribu kali sehari, dan orang ini berenang disungai, samudra, atau dimanapun, air yang menyentuh tubuhnya akan terbekahi dan mempurifikasi semua makhluk hidup di air tersebut, orang tersebut menyelamatkan hewan-hewan di air itu dari penderitaan alam rendah yang tak terbayangkan.
4) Hingga tujuh turunan dari orang ini tidak akan terlahir di alam rendah. Sebabnya karena kekuatan mantra tersebut memberkahi tubuh dan akan mempengaruhi kesadaran (conciousness) sampai tujuh generasi.
5)Ketika orang ini berjalan dan angin menyentuh tubuhnya, kemudian angin ini menyentuh serangga-serangga, akan mempurifikasi karma negatif serangga-serangga tersebut dan menyebabkan mereka memperoleh kelahiran kembali yang baik. Siapapun yang menyentuh tubuhnya, karma negatifnya akan dipurifikasi.
Orang yang demikian menjadi sangat berarti untuk dipandang, dilihat, disentuh, dan menjadi sarana pembebasan bagi makhluk lainnya.

Semoga semua mahkluk berbahagia! Om Mani Padme Hum!